Masalah: Mati atau Potensi!

Perjalanan ini mau tidak mau mengarahkan kita ke dalam lingkungan kebersamaan. Naluri kita selalu mendorong untuk menyatu ke dalam sebuah ruang sosial. Bahkan, ruh yang memiliki satu frekuensi pun akan saling tarik-menarik satu dengan yang lainnya. Sehingga sesunyi apapun kamu merasakan pertapaan sekalipun di keramaian, kita tidak akan mungkin sendirian.

Permasalahannya hanya ada pada diri masing-masing terkait niatnya bersosial. Kemampuan beradaptasi mempengaruhi banyaknya lingkungan yang mampu menerima keberadaannya. Atau yang terjadi kebalikannya, jika kemampuan beradaptasi kita tidak baik, kita hanya akan berada di lingkungan yang itu-itu saja. Mental sangat mempengaruhi dalam menerima tantangan dari luar dirinya.

Dan benar, mental juga sangat berpengaruh pada hubungan yang dibangun. Mental merupakan karakter yang terbangun dari cakupan pikiran, kata, dan kebiasaan bersama. Meskipun nampak terjalin kesolidan dan kemesraan, akan tetapi jika semua itu tidak jujur, alhasil nampak kerentanan bangunan yang sangat mudah rubuh sekalipun ia mega nan indah.

Suatu kebersamaan patut dicurigai jika tidak terdapat sebuah masalah atau selalu baik-baik saja. Menurut saya, justru progresivitas atau perkembangan sebuah kelompok dapat dilihat dari indikasi masalah-masalah yang dihadapinya. Layaknya manusia, semakin besar ujian atau masalah yang datang menandakan sudah semakin besar kapasitas yang telah dimiliki. Bukankah ujian tidak akan datang melebihi kapasitas seseorang atau bahkan mungkin kelompok?

Jangankan kelompok, bahkan kerajaan-kerajaan yang sering dielu-elukan di bumi nusantara ini pun akhirnya runtuh tak dapat mengimbangi kemajuan zaman. Golkar yang bertahun-tahun menguasai peta perpolitikan juga tak sanggup mempertahankan kepercayaan publik kepadanya. Lantas, apa sebab umumnya? Hingga kekuasaan, kesolidan, ataupun kuantitas tak bisa menjamin keberlangsungan hidup kebersamaan tersebut?

Kira-kira apa yang perlu dijaga dalam sebuah hubungan kebersamaan? Yang paling inti? Yang perlu diutamakan?

Kalau kita ingin melebur menjadi satu, yang paling utama adalah menghilangkan “aku”. Yang ada dalam sebuah ruang kebersamaan adalah kesadaran untuk “saling”. Karena ketika “aku” masih ada, yang terjadi adalah sikap “merasa”. Yang sudah terikat lama, merasa senior terhadap yang lebih baru. Yang merasa pintar, tidak mau berendah hati kepada sesamanya dan mudah menyalahkan. Konflik batin tidak akan pernah selesai jika masih mementingkan “aku” dalam ruang kebersamaan.

Kalaupun ada sikap untuk saling melegakan justru akan menjadi bom waktu. Karena dalam kebersamaan, dibutuhkan adanya koordinasi untuk saling melengkapi peran yang dibutuhkan. Namun apa jadinya apabila untuk mengisi peran tersebut sama sekali enggan untuk saling memberikan konfirmasi? Apakah sudah merasa profesionalisme ataukah merasa sudah lepas dari tanggung jawab?

Hal paling dasar yang dibutuhkan dalam ruang kebersamaan adalah komunikasi yang baik. Dengan kemajuan teknologi, hal itu sudah sangat membantu kemudahan antar anggota untuk saling memberikan atau bertukar informasi. Dan memungkinkan untuk melipat jarak tanpa harus bertatap muka dalam menyusun sebuah strategi atau rencana. Namun, apa yang terjadi jika tidak terbangun suasana yang baik dan minim respon dalam sebuah rencana pelaksanaan tugas utama? Enggan diberikan perintah, tapi di sisi lain juga enggan berinisiasi dan berkontribusi?

Apalagi jika terdengar kalimat, “sebenarnya tidak ada masalah apa-apa”, kemungkinannya dua, menunggu mati atau siap menyambut sesuatu yang lebih besar dengan kesolidan yang baru. Karena dalam ketenangan atau diam, menandakan gelombang besar akan datang. Jika kita menganggap ketenangan itu sebagai zona nyaman, berarti kita siap hanyut dan tenggelam karenanya. Namun, apabila kita sudah menata kuda-kuda dengan menyiapkan bahtera layaknya apa yang dilakukan Nabi Nuh, bukan tidak mungkin kita akan menyelamatkan keberlangsungan bukan hanya sebuah kehidupan, namun sebuah peradaban.

Semua tak harus sama untuk dapat “bersama”, justru karena “berbeda”-lah maka pada akhirnya akan tumbuh kebersamaan. Dan datangnya sesuatu yang beda, akan mendatangkan masalah yang memiliki potensi sekaligus menjadi kesempatan untuk memperbesar daya dan kekuatan dalam kebersamaan tersebut. Selamat menikmati!