Satu yang Tak Terpisahkan

NYK | 025

Bagaimana aku bisa mengetahui tujuan ini jika hanya engkau yang mengetahui jalan itu? Sebenarnya tidak ada sesuatu apapun di tempat ini, sekalipun engkau mengatakan banyak hal yang sebenarnya dapat diri ini lihat dan memberikan arah tujuan tersebut. Bahkan semua yang telah diketahui dan banyak dirasakan, dia tidak berada di suatu tempat yang mampu kita menuju kepadanya.

Kalau saja tujuan itu banyak diri ini ketahui telah tersimpan dalam hati, yang sesekali diri ini banyak bertemu dengannya di alam pikiran. Atau seringkali diri membelainya dengan tangan lembut ini atau banyak membicarakannya dengan mulut lamis ini, apakah “aku” dapat memastikan bahwa saya dapat menemukan dan menemukannya?

Sekalipun banyak kukoyak bagian itu satu-persatu dan menghancurkannya berkeping-keping, tidak ada satupun alasan yang cukup kuat untuk membuktikan sumber dari segala manifestasi rasa yang terwujud denganmu.  Bagaimana mungkin aku mampu mengetahui jika keadaan diri sendiri saja tidak pernah bisa dipastikan? Terlebih jika kita sendiri tidak mengetahui tentang binatang yang hidup dalam diri.

Lalu diri yang lain berkata bahwa ia berada di sisi yang lain atau di luar diri. Bagaimana bisa engkau memastikan? Apa engkau pernah menapaki ketidakterbatasan ini jengkal demi jengkal? Mungkin saja benar bahwa ia berada di dalam dan di luar diri, tapi itu tidak sepenuhnya benar. Tidak ada tempat yang mampu menampungnya, sebab hanya Dia yang meliputi segalanya.

Perjalanan ini masih terasa pincang meski hal tersebut tak menjadikan alasan untuk berhenti melangkah. Mungkin saja, kehadiranmu mampu membuat sedikit lupa akan keterpincangan yang selama ini dialami. Itupun mungkin bukan karena inginmu, ataupun inginku, karena keinginan kita hanyalah sebagian kecil dari keinginan yang meliputi seluruhnya.

Kasih, jika datang sebuah tanya, “Tidakkah engkau serius?” Sesekali engkau bisa melihat kembali dan bertanya, adakah sesuatu yang tidak serius? Mungkin saja semua ini hanya bagian dari sebuah permainan yang penuh sandiwara, tapi engkau bisa menilai bahwa ada sesuatu yang serius di balik segala permainan ini. Sekalipun itu sangat lembut dan tersembunyi, dan mungkin saja kini engkau sedikit mulai mengenalinya setelah pertemuan ini.

Kalaupun ini semua adalah cinta, ia akan berada di depanmu, tinggal di sampingmu, bahkan terus mengikuti di belakangmu. Meski semua kata seolah jadi membatalkan niat ketulusannya, namun semua tak lebih hanya sebagian cara untuk memesrai kerinduan. Sebab, ia akan kembali lagi ke tempat asalnya, kecuali engkau memberanikan diri untuk memanggilnya.

Dan mungkin pula engkau mesti tahu, sekalipun diri ini menuliskan atau banyak menyatakan, sesungguhnya bukan diri ini yang melakukannya. Diri ini hanyalah anak panah yang tak akan pernah melesat tanpa busur dan sesuatu yang menariknya.  Oleh sebab itu pula, aku memilih mencintamu dalam diam karena tidak akan ada penolakan. Meskipun justru membuat diri seolah-olah nampak seperti pengecut.

Tapi akankah ada arti seorang pahlawan tanpa adanya pengecut? Adakah kejahatan di dunia ini yang tidak mengandung kebaikan? Adakah segala gelap yang engkau tawarkan tak kau isi dengan cahaya? Sedangkan, semua yang membuat perbedaan sesungguhnya berasal dari satu, bukan? Apakah mungkin itu semua dipisahkan?

Kasih, diri ini mungkin akan memilih sesuatu yang berlawanan dengan segala keinginanmu. Tidak akan mengintimidasi apa yang sudah menjadi harapanmu. Lakukanlah. Sekalipun berlawanan, namun diri ini mungkin tidak akan sanggup terlepas, hanya agar dirimu mampu tetap tegak dalam keseimbangan langkahmu.

Kasih, mungkin saja ini akhir, tapi tidakkah di saat yang sama “akhir” juga berarti sebuah pertanda akan sebuah awal?

Leave a comment

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.