Nyaman dan Kemudahan

Bagaimana kita mendapati perkataan seseorang yang mengatakan bahwa kita telah nyaman? Seolah-olah tidak ada masalah dan selalu mendapatkan jalan kemudahan. Hal ini tidak jauh dengan sebuah sabda, “Islam itu memudahkan”.Tapi, bukankah suatu yang mudah itu ada karena telah melampaui suatu yang sulit? Bagaimana kita bisa memberikan kesimpulan bahwa sesuatu itu sulit, sebelum pernah mengalami sesuatu yang dianggap kita mudah? Padahal kita juga sudah banyak mendapatkan pelajaran, bahwa kesulitan itu datangnya bersamaan dengan kemudahan. Ini jika dikaitkan dengan waktu.Lalu bagaimana jika kesulitan atau kemudahan itu dikatikan dengan ruang? Tentu ada levelisasi atau tingkatan layaknya kita bermain sebuah game atau permainan. Jadi, kemudahan akan lebih kita dapati setelah melalui banyak proses atau berbagai tingkat kesulitan. Dan itu tidak berhenti ketika suatu kemudahan telah didapatkan, karena kesulitan level berikutnya siap menghadang di depan kita.Jadi, nyaman itu sawang sinawang. Bisa jadi orang yang kita pandang nyaman, justru sedang mengalami fase perjuangan melebihi diri kita, hanya dia pintar menyembunyikan kelelahannya dan hanya membagikan kebahagiannya kepada kita. Atau mungkin juga sebaliknya, yang kita pandang susah itu bukan karena nasibnya, melainkan atas olah perilaku dia sendiri yang suka bermalas-malasan.Segala sesuatu yang hidup pasti akan mengalami ujian dan tantangannya masing-masing sesuai kapasitas yang telah diberikan kepadanya. Kita tidak pernah mengetahui apa yang terjadi di waktu yang akan datang? jangan mudah membuat kesimpulan yang justru akan menjebak pemikiran orang lain. Atau tidak sengaja telah berbuat hasud, maka berhati-hatilah dalam bertutur kata.Semoga semua tetap diberikan kekuatan, keteguhan hati serta selalu diliputi ampunan-Nya dalam mengarungi perjalanan rakaat panjang yang sedang dilakukan.

Leave a comment

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.